20/07/21

Satu di tahun 2021

Dijepret 20 Mei 2021

Sudah satu tahun kau ada di Putussibau, sudah satu tahun kau menjalani pekerjaanmu di tanah borneo ini. Sudah satu tahun kantormu senyaman ini: ada AC yang selalu dingin, meja kerja yang luas, kursi yang cukup nyaman, dispenser yang tersedia, dan tiga rekan ruang kantor yang seiring berjalannya waktu bertambah menjadi lima. Total denganmu menjadi enam. Ditambah Pak Ketua dan Bu Sekar di ruangan yang berbeda menjadi delapan. Tetapi sepertinya kenyamanan ini membunuhmu perlahan.

Namun, apakah ketika kau keluar dari zona nyaman itu juga bisa menjamin tidak membunuhmu pula? Belum tentu, kan? Bisa jadi malah memperburuk keadaan atau membunuhmu jauh lebih cepat.

Terkadang kau berpikir untuk selesai. Lalu setelah itu apa?

Ingatkah, Mira, dulu sewaktu kau masih berjualan buku—setelah setahun lebih kau menjalaninya—sembari kau mendaftar pekerjaan yang lebih formal dan kau tak kunjung mendapatkan pekerjaan-pekerjaan itu. Hingga kemudian kau mendaftar CPNS, kau melewati beberapa tahapan, dan sebelum sampai ke pengumuman terakhir kau memohon kepada Tuhan. Menangis nyaris dalam tiap doamu itu, berharap Dia mengabulkan doamu untuk lulus. Karena kau bilang pada-Nya kalau itu—kelulusan itu—pasti akan selalu membuatmu bahagia bagaimana pun keadaannya nanti. Kau bilang kau tidak akan meminta lebih. Itu sudah lebih dari cukup. Apapun yang terjadi nanti, kau akan siap menghadapinya. Karena yang terpenting untukmu saat itu ialah, kau memiliki pekerjaan mapan.

Dan sekarang..
Kurang mapan apa pekerjaanmu?

Bahagia?
Memang kau kurang bahagia. Tidak bahagia.

Pada hakikatnya manusia memang nggak pernah puas. Tapi jangan pernah kau jadikan itu alasan untuk tidak bersyukur atas segala hal yang sudah kaunikmati selama ini, terlebih lagi, di masa pandemi.

Tapi percayalah, banyak hal-hal indah yang telah kaualami di sini sejauh ini. Namun seperti yang sudah-sudah, entah mengapa hanya rasa sedih yang mampu kaureka ulang.

20 Mei 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar