Tampilkan postingan dengan label oldwriting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label oldwriting. Tampilkan semua postingan

02/07/19

Kenali diriku

Aku sering bingung dengan apa yang harus kulakukan. Banyak hal yang ingin kulakukan namun rasanya sulit memilah hal apa yang harus kulakukan--yang sepatutnya aku lakukan. Mana yang baik yang perlu aku lakukan? Masalah lain bagi orang sepertiku adalah, ketika aku sudah tahu mana hal yang baik dan yang buruk, masih saja aku tetap bingung untuk melakukan apa. Bahkan dengan diri sendiri saja pun aku sulit untuk mencurahkan isi hatiku. Saat bersama orang lain aku jarang memikirkan hal-hal seperti ini, namun ketika sendiri hal ini selalu menelanku hidup-hidup. Membuatku menjadi murung semurung-murungnya dan hanyut dalam kemurungan itu. Membiarkannya bahkan menikmatinya.

22/12/18

Madre mia

Ibu, atau dlm bahasa keseharian yg sejak kecil sampai sekarang kupanggil Mamak, adalah seseorang yg rumit.

Ia bisa jadi orang yg sangat kusayang, bisa pula yg kubenci. Di lain waktu, pun pd saat yg bersamaan.

Banyak perbedaan yg aku dan Mamak miliki, sama banyaknya dgn segala persamaan yg ada di antara kami.

Seperti dlm hal peliharaan.

Waktuku bocah, aku punya banyak binatang. Jenisnya pun beragam. Dari kucing bernama Teti yg mati makan racun tikus, ayam teletubbies yg sering kubeli (namun yg plg berkesan di hati adalah si Tonjang), kura-kura yg hingga saat ini masih hidup, kelinci yg tak pernah panjang umur, burung yg sangat kukasihi bernama Buyung, hamster yg terus2an beranak pinak, hingga Kukang yg aku baru tahu beberapa tahun kemudian kalau itu hewan dilindungi. Mereka semua kurawat bersama kakakku. Meski aku lebih sering menggemas ketimbang merawat.

20/11/17

Pare

These were most of my writings during my two week stay in Pare, where I put myself learning to write in English. Writing some essays in an academic writing class to be exact. So they were kinda formal stuffs. I didn't care whether they were acceptable to be called as "essay" or not, but honestly, I simply enjoyed those moments where I could write spontaneously in a room without any nuisance or distraction, and even editing. Just simply writing because you were supposed to. That was the thing for me. I couldn't write when I didn't feel the urge to. But when there was an external force, it just flowed.

***

Some people believe that watching movie is important. Do you agree or disagree?

11/03/16

DKJ-GH-SAR-SMC-OSC-SRU-16 ACTION!

Entah mengapa saat ini aku ingin menuliskan tentang kejadian yang baru anget-angetnya aku alami. Kejadian yang tidak terlalu lama berlalu dan juga tidak terlalu cepat pula. Makanya aku bilang anget-angetnya. Mungkin tidak begitu menarik, tapi akan kucoba bercerita semenarik mungkin. Dan semoga dengan menulis ini aku bisa mengingatnya dengan jelas. Ah ya, kuharap kau akan tertarik membacanya. Ya sudah, terlalu panjang pula prolog ini jadinya. Kalau begitu kumulai saja ya.

Ini adalah sebuah cerita tentang pengalamanku pada kegiatan yang mungkin bisa dibilang sebagai kegiatan outdoor-ku yang terakhir sebagai pengurus pada sebuah organisasi kepecintaalaman di Fakultas Hukum UGM yang bernama M55, singkatan dari Majestic-55. Ah, tak perlulah kujelaskan makna atau pun sejarahnya, cukup tahu saja lah kau namanya. Kebetulan kegiatan outdoor terakhir ini dijalankan dalam rangka pendidikan lanjut (selanjutnya disebut dikjut) terhadap adik-adikku, anggota Diksar XXIX “Serumpun Sebalai”, di awal tahun 2016 ini.

18/12/15

Grave of the firefies

The film is opened with Seita narrating, says that he died at September 27, 1945.

The scene switches when Seita sits leaning helplessly with ragged clothes at the railway station. That time the war is over. He falls down. He thinks of his sister, Setsuko.

Pidana mati: setuju atau tidak setuju?

Pembahasan tentang pidana mati dapat diibaratkan seperti air sungai yang selalu mengalir dari hulu ke hilir, tidak ada habisnya. Setiap orang memiliki pendapatnya masing-masing terhadap pidana mati, baik menyetujuinya, menentangnya, ataupun di antaranya. Adanya pro dan kontra atas suatu obyek, dalam hal ini pidana mati, adalah sesuatu yang wajar mengingat pada dasarnya manusia adalah makhluk hidup yang memiliki akal dan rasio yang tentunya tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Jadi, bisa dikatakan inilah yang membuat manusia lebih spesial bila dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Pun untuk saya pribadi yang termasuk satu dari sekian banyaknya manusia-manusia itu.

Secara sederhana, pidana mati dapat dikatakan sebagai hukuman paling berat terhadap seseorang akibat dari perbuatannya yang dijatuhkan melalui pengadilan atau tanpa pengadilan. Hukuman terberat dikarenakan menyangkut nyawa seseorang itu. Tata cara pelaksanaan pidana mati pun bermacam-macam dan di Indonesia sendiri prinsipnya dilakukan dengan cara ditembak sampai mati berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1964 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pidana Mati Yang Dijatuhkan Oleh Pengadilan Di Lingkungan Peradilan Umum dan Militer.

23/06/15

Tubuh Sehat, Hidup Mantap

Banyak orang kesal dengan ukuran tubuhnya yang katanya “kegedean”, bahkan tak jarang dengan ukuran yang bila dilihat orang lain sudah idealpun masih sering terdengar keluhan dari si empunya tubuh. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah dengan pedulinya mereka terhadap ukuran tubuhnya berarti mereka juga memperhatikan kesehatan tubuhnya itu? Tidak selalu.

Orang-orang terlalu terlena untuk menurunkan berat badan sebanyak mungkin dengan waktu sesingkat mungkin. Mungkin ini perihal “kalo bisa turun cepat kenapa harus nyobain yang lama?” Ya, bisa saja berat badan mereka turun seketika. Namun sama dengan hal-hal lainnya di kehidupan ini, sesuatu yang didapat dengan instan akan berlangsung dan berakhir dengan instan pula. Apalagi ditambah dengan kerugian yang akan diterima tubuh itu sendiri seiring dengan berjalannya waktu, dan pada akhirnya akan mengganggu seseorang dalam beraktivitas.

Oleh karena itu, pada tajuk “TIKUS (Tips Khusus untuk Semua)” kali ini, kami akan memaparkan kepada para pembaca tentang hal-hal apa saja yang bisa dilakukan agar memiliki tubuh yang sehat. Let’s check this out then:

22/06/15

Cerita The Edge (1997)

Malam mungkin adalah waktu yang paling menyenangkan untuk berada di sekre. Hawa sejuk angin malam, suasana kampus yang tidak begitu ramai, wi-fi yang kencang meski jarang terjangkau di sekre, kadang ditemani lagu-lagu yang diputar melalui speaker dengan volume yang kebangetan, atau nyanyian dengan iringan gitar oleh para penghuni sekre. Dan satu lagi yang tak pernah habis, adalah obrolan-obrolan tentang apa saja yang bahkan sering diulang-ulang, yang bosan tak bosan tetap saja diperdengarkan dan diperbincangkan. Obrolan yang tak pernah habis itu termasuk obrolan mengenai film.

Mas Suwung, seorang anggota luar biasa Majestic-55, tiba-tiba membicarakan tentang sebuah film yang dianggapnya bagus, yang bertemakan survival. Dengan gayanya yang khas, terbata-bata ia mengatakan, “Anak GH (re: gunung hutan) wajib nonton film ini.” Sebenarnya saya tidak terlalu ingin tahu tentang filmnya, tapi besok-besoknya ia masih saja menceritakan tentang kekagumannya terhadap film tersebut. Saya pun coba mengetikkan “The Edge” di google. Di sebelah saya Mas Suwung melongokan kepalanya ke arah laptop, ia terlihat bersemangat. Ia pun bertanya, “Ada po filmnya di internet? Bisa didownload po? Film lama banget itu.” Sambil menahan ketawa saya membalas, “Mas, mas, di internet film setua apapun ada, yang penting koneksinya aja nih.” Ia pun puas saat saya berhasil mendapatkan download link film tersebut di torrent. Baru saya ketahui ia menontonnya pertama dan terakhir kali pada 2011 lalu.

Akhirnya dua hari kemudian filmnya selesai diunduh. Tidak, saya tidak segila itu menunggu dua hari hanya untuk mengunduh sebuah film. Tentu saja saya meng-resume-nya saat mengaktifkan laptop dan kebetulan ada koneksi. Ketika mas Suwung ada di sekre, saya segera melapor padanya. Tak sabar, ia meminta untuk menonton saat itu juga. Dan kami pun mulai menonton film tersebut, yang sampai ceritanya berakhir masih dengan setia ditemani oleh Kaka Sarno.

Jadi begini ceritanya saudara-saudara,

mer-ba-bu: Merekah Bersama "Gunung Ibu"

“Salam rimba!”, begitulah salam yang cukup sering terucap oleh kalangan pecinta alam. Singkat cerita, asal mula lahirnya organisasi pecinta alam di Indonesia adalah karena adanya beberapa pemuda pemudi yang senang berkegiatan di alam, terutama gunung, yang kemudian membentuk sebuah organisasi MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam). Kata “MAPALA” ini sebenarnya dicetus oleh mahasiswa-mahasiswa UI yang hingga sekarang menjadi singkatan umum bagi organisasi pecinta alam baik di tingkat universitas, fakultas, maupun jurusan. Hingga sekarang kegiatan para pecinta alam ini semakin berkembang, tidak hanya naik gunung, tetapi juga panjat tebing, turun goa, arung jeram, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kegiatan naik gunung (re: divisi gunung-hutan) merupakan awal dan trigger dalam perkembangan organisasi pecinta alam di Indonesia.

Salam rimba! saya ucapkan kepada saudara sekalian di manapun anda berada. Di sini saya ingin bercerita tentang kegiatan yang baru beberapa bulan lalu dilaksanakan. Kegiatan ini merupakan proker (program kerja) pertama divisi gunung-hutan dan saya kebetulan selaku koordinator divisinya. Dalam proker ini rencananya kami sekalian melakukan survey Diksar XXIX di samping memenuhi materi yang ingin dicapai. Dimulai dari rapat mingguan Majestic-55 yang salah satu agendanya adalah proker mendatang, maka sesuai dengan proposal yang sudah dirancang, kegiatan gunung-hutan pertama ini akan dilakukan di gunung Merbabu pada tanggal 27 - 28 September 2014. Di situ seperti biasa pengurus membentuk kepanitiaan kecil, membuat list peralatan yang masih kurang, menyusun jadwal rinci, dan membicarakan teknis di lapangannya.

Sesudah mempersiapkan segala alat-alat dan logistik yang diperlukan selama kurang lebih seminggu dan packing di carrier, siaplah kami para pengurus untuk berangkat. Sebelumnya briefing dulu untuk di perjalanan, lalu berdoa bersama demi kelancaran kegiatan, dan sudah menjadi tradisi bagi kami anggota Majestic-55 untuk menyanyikan hymne Majestic-55. Berlanjut dengan pamit serta bersalaman dengan mas-mas dan mbak-mbak yang berada di sekre. And we’re good to go!

16/03/15

Cheat cheat cheat

LEBIH BAIK NGGAK USAH NGOPEK DARIPADA PAS KOPEKAN DAH SIAP, SUDAH SIAP UNTUK ULANGAN MALAH NGGAK NGOPEK.. KARENA GURUNYA PARAH!!

JIKA SUDAH TAU JAWABAN ULANGAN, JANGAN SEKALI-KALI NGASIH TAU TEMANMU KARENA BELUM TENTU SI TEMAN BAKAL BALIK NGASIH TAU.

JIKA KALIAN MEMBERI TAU LALU MEREKA BALIK MEMBERI TAU DAN SETELAH ITU MEREKA BERTANYA LAGI.. YA UDAH KASIH TAU AJA SELAMA MEREKA NGASIH TAU, DAN JIKA KAMU EMANG PELIT YA UDAH BILANG AJA “NGGAK TAU” BIAR IMPAS.

TETAPI JIKA KALIAN MEMBERI TAU LALU KALIAN BERTANYA DENGAN MEREKA TAPI MEREKA TIDAK MENJAWAB MUNGKIN KARENA PELIT, ANCAM KALAU KAMU TIDAK AKAN MEMBERINYA JAWABAN LAGI.

DAN JIKA DIA BILANG “YA UDAH!” SEBAIKNYA KAMU MENJAWAB “SEMPAT AJA KAU NANYAK MA AKU, SUMPAH NGGAK BAKAL KU KASIH TAU!!”

JIKA ADA YANG BERTANYA TAPI KAMU TIDAK MENJAWAB DAN MEREKA MENGANCAMMU DAN KAMU TAKUT LALU MEMBERI JAWABAN SAMA SAJA KAMU BODOHH! SOK BAIK!!

DAN JIKA KAMU TETAP TIDAK INGIN MEMBERI JAWABAN BILANG AJA “ADUH STRESS KALI AKU, SALAH LA NI” ATAU “EH JAWABAN AKU NGASAL, NGGAK NGERTI LA CARANYA” ATAU “AKU NGGAK TAU, KAU TAU?”.

JANGAN MERASA KASIHAN AMA ORANG YANG NGGAK TAU JAWABAN, BELUM MEREKA BANTUIN KITA DAPAT JAWABAN.

JANGAN BERBANGGA JIKA DAPAT NILAI ULANGAN BAGUS KARENA JIKA TERLALU BANGGA AKAN MEMBUAT KITA MERASA LEBIH BAIK, HASILNYA DI ULANGAN SELANJUTNYA MALAH MENURUN.

PERCAYALAH BAHWA SEDETIK MELAKUKAN SESUATU AKAN MEMBUAT KITA SADAR.

PERCAYALAH BAHWA SEDETIK MELAKUKAN SESUATU AKAN MENAMBAH PENGALAMAN.

07/01/15

Old reviews

Ngubek2 isi laptop, ketemu lagi tulisan lama tentang film.

*** 
 
She's the Man (2006)
Starring:
Amanda Bynes
Channing Tatum 

Ulasan:
Film ini bercerita tentang Viola (Amandy Bynes), seorang gadis remaja yang sangat menyukai sepak bola. Kecintaannya pada sepak bola membuatnya ingin bertanding dengan tim lainnya. Tapi pelatih dari sekolahnya tidak mengizinkannya bertanding dikarenakan ia adalah seorang perempuan. Karena kesal, Viola memutuskan untuk masuk ke asrama laki-laki yang seharusnya ditempati oleh abangnya, Sebastian.

Namun Sebastian sama sekali tidak tertarik untuk masuk ke asrama tersebut dan malah memutuskan pergi ke London demi bandnya. Jadilah Viola menyamar sebagai Sebastian demi memenuhi keinginannya untuk mengikuti pertandingan sepak bola. Dan ternyata tim sepak bola dari asrama yang baru saja ditempatinya itu akan bertanding dengan tim sekolah lamanya.

Di asrama tersebut ia bertemu dengan Duke (Channing Tatum) yang menjadi teman sekamarnya. Setelah saling mengenal, Viola (fake Sebastian) mengetahui kalau ternyata Duke menyukai Olivia (Laura Ramsey), sang idola di asrama itu. Tapi yang terjadi malah cinta yang bertepuk sebelah tangan, Olivia sudah jatuh hati dengan Sebastian pada pandangan pertama. Maka timbullah kebencian oleh Duke terhadap Sebastian. Sebaliknya, semakin lama Viola sadar ternyata ia sangat menyukai Duke yang sudah memusuhinya.

Emang sih jalan ceritanya predictable, tapi film ini wajib ditonton bagi yang butuh hiburan terutama yang udah stres akut, karena kita bakal terus ketawa sepanjang cerita. Meskipun di ending sedikit sedih tapi dimasukin humornya juga. Komedinya menyenangkan ditambah dengan aktingnya Amanda Bynes yang lumayan, dan juga Channing Tatum, salah satu aktor favorit saya.

Eh, nyesel lho kalo dilewati film seperti ini. Meski terlalu biasa, setidaknya sangat sangat menghibur. Jangan berpikir film bagus itu cuma yang dibintangi oleh aktor/aktris kelas atas atau garapan sutradara ternama doang.

Lucu: ****
Tingkat keseriusan film: **

***

Green Street Hooligans (2005)
Starring:
Elijah Wood
Charlie Hunnam 

Ulasan:
Film ini bercerita tentang Matt (Elijah Wood), seorang lelaki yang baru saja dikeluarkan dari Harvard University karena dikira menggunakan obat terlarang yang sebenarnya dimiliki oleh teman sekamarnya. Tidak bisa melawan tuduhan atas dirinya itu, akhirnya Matt memutuskan untuk pindah ke London dan tinggal bersama keluarga kakak perempuannya. Lalu ia diperkenalkan dengan Pete (Charlie Hunnam) yang merupakan adik dari suami kakaknya yang bernama Steve.

Pete adalah ketua grup supporter sepak bola di wilayahnya yang memiliki musuh, yaitu grup seberang. Persaingan itu didasari oleh kefanatikan grup Pete pada klub sepak bola West Ham United dengan grup seberang yang sangat membanggakan klub sepak bola Millwall. Pertemanannya dengan Pete membuat hidup Matt berubah menjadi lebih berani dalam menghadapi persoalan maupun tantangan. Di sana ia menemukan arti sahabat yang sebenarnya. Hingga pada suatu saat terjadi perkelahian yang sangat memilukan dan sampai merenggut nyawa di antara mereka.

Yah, terharu sekali menonton filmnya. Ceritanya sama sekali nggak ada unsur percintaan antara lelaki dan perempuan, tapi lebih menyudutkan persahabatan. Sebenarnya saya kurang tertarik kalo nggak ada cinta-cintaannya ntu, tapi ternyata saya sangat menyukai filmnya.

Alasan saya beli dvd film ini karna ngeliat ada Elijah Wood-nya :D. Hmm film low budget yang bagus dan meninggalkan sesuatu di pikiran saya. Mungkin nggak sedikit juga yang bilang kalau film Green Street Hooligans ini membosankan, tapi itu nggak berlaku sama sekali buat saya. Oya saya juga suka soundtrack-nya, One Blood, by Terence Jay.

Mantap: ****
Tingkat keseriusan film: ****

*** 

January 28, 2010

04/01/15

Jarak di antara kita

Judul: The Space Between Us
Penulis: Thrity Umrigar
Alih Bahasa: Femmy Syahrani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Pertama, Desember 2007
Tebal: 432 hlm. 

***

Hingga detik ini, sistem pembagian kasta masih dapat ditemukan. Terutama di India, khususnya pada pemeluk agama Hindu. Kasta ialah pembedaan manusia oleh manusia itu sendiri, dimana sedari lahir telah ditentukan apakah akan ‘beruntung atau sial’, atas-bawah. Tentu sesuatu yang menguntungkan bagi segelintir umat (brahmana, ksatria), tapi juga pasti membuat masyarakat golongan bawah (waisya, sudra) dirugikan. Kesenjangan sosial seperti ini sering menjadikan orang-orang tidak memanusiakan manusia dan terbatasnya kesempatan terhadap kaum yang disudutkan. Walau tentu akan sulit sekali menghapusnya, karena memang tidak memungkinkan.

Bhima dengan segala ketidakberdayaannya menghadapi begitu banyak liku-liku kejamnya kehidupan. Di saat Bhima sudah mengorbankan seluruh tenaga demi cucunya, Maya, datang pula bencana yang tidak diinginkan bahkan belum pernah terpikirkan olehnya sekalipun. Di saat terdapat sebuah harapan kepada Maya, tiba-tiba saja muncul permasalahan yang segera melenyapkan harapan tersebut.
 
Dia tidak sendiri. Ada Sera, wanita penyabar yang telah lama dikenalnya.

Bhima dan Sera. Perbedaan yang jelas di antara mereka ialah Sera perempuan Parsi terpelajar, terhormat, dan kaya, sedangkan Bhima hanyalah wanita miskin yang tak berpendidikan, pekerja keras, dan juga pelayan setia keluarga Sera. Namun mereka mempunyai kesamaan nasib yang tak kasatmata, sehingga tali persahabatan terjalin dengan sendirinya. Seperti orang bijak pernah bilang, “persahabatan tumbuh sampai salah satu mengatakan, 'aku juga'.”

Mereka sama-sama wanita tertindas, sengsara, terpuruk dalam masa lalu, dan memikul beratnya luka. Tapi dalam banyak hal, Bhima tidak seberuntung Sera.

Terlepas dari semua kenyataan, tetap saja jarak itu hadir. Tak bisa dipungkiri seberapa saling membutuhkan dan menyayanginya mereka, seberapa nyamannya Sera saat Bhima datang menghiburnya, sebanyak apapun bantuan dari Sera, dan meski sedalam lautan kasih Bhima kepada Sera dan Dinaz, putri Sera, jarak akan selalu ada. Majikan dan pelayan.

Hingga pada akhir novel ini. Adalah umpan termahal yang pernah disajikan sebuah cerita. Sebuah perenungan sederhana namun bermakna, begitu nyata tak terkendali.

***

Bhima adalah seorang wanita tua yang tinggal bersama Maya, cucunya, sejak dia masih kanak-kanak karena Maya telah ditinggal mati kedua orangtuanya. Setiap pagi Bhima harus meninggalkan gubuknya untuk pergi bekerja sebagai pembantu rumah tangga di kediaman Sera Dubash.

Pekerjaan sebagai pelayan sudah ia lakoni sedari remaja, tetapi pada keluarga Dubash lah ia paling lama bekerja. Mungkin itu karena  perlakuan Sera yang baik terhadapnya. Salah satu kebaikan Sera yang sangat membuat Bhima bersyukur adalah Sera mau menyekolahkan Maya sampai ke jenjang kuliah. Karena paling tidak itu bisa menjadi alasannya untuk tetap hidup.

Sampai pada suatu hari, impiannya hancur begitu saja karena Maya…

*** 

Thrity Umrigar adalah seorang penulis andal yang sangat lihai merangkai kata-kata. Hebatnya, semua itu tidak terasa sebagai sesuatu yang berlebihan. Justru sesuai pada porsinya masing-masing, tidak bertele-tele. Serta alur maju-mundur novel ini mengalir dengan sangat cermat dan teratur, dan terlebih lagi, klimaks yang sangat mengguncang.

Walaupun penulis yang satu ini tidak lagi menetap di India, tetap saja dia mampu menghidupkan kisah ini dengan dibalut unsur kebudayaan dan tradisi rakyat India yang kental, meski terkadang konyol dan memuakkan. Tidak lupa pada konflik yang banyak dituturkan novel ini, ialah seringnya timbul kebencian-kebencian terhadap agama seberang, misalnya Hindu pada Muslim dan sebaliknya. Dikatakan dalam cerita ini kalau ada pihak dari dalam sendiri yang menyebabkannya alias mengadudomba, mungkin. Dan entah sampai kapan konflik perbedaan antar-agama bisa dihilangkan. Padahal sudah banyak menelan korban.

Novel ini secara terselubung menyampaikan bahwa betapa pentingnya bagi siapa saja untuk mengecap bangku pendidikan, yang bisa dibilang dianggap remeh oleh mereka yang tidak mampu, atau memang tidak memiliki biaya sama sekali. Karena guna pengetahuan bukan hanya jalan mencapai tujuan tetapi juga sebagai benteng menghindari diri dari jurang kelicikan, kecurangan, kesesatan, serta kebodohan lainnya. 

The Space Between Us mempunyai nilai kekuatan lebih, sehingga kelemahannya dapat dengan mudah termaafkan. Sebagai contoh ialah pada para tokohnya yang sering terlihat tak berdaya ketika menerima ketidakadilan. Berat melawan memang, tapi seharusnya itu tidak boleh terjadi terus-menerus, karena sabar memiliki batasan. Meskipun begitu, seperti yang saya katakan tadi, kekurangan ini telah ditenggelamkan oleh perjuangan-perjuangan karakternya dalam hal yang lebih baik, yaitu berjuang demi orang lain. Tidak hanya untuk diri sendiri. Tetapi juga untuk dia-mereka-siapapun, yang pernah bersama kita melewatkan hari-hari di saat suka maupun duka.

Lewat kisah mereka, kita bisa menyimpulkan bahwa keakraban dapat terjalin tanpa syarat di antara dua kelas, menembus dinding tebal bernama kasta. Kita juga disadari bahwa dalam kesedihan separah apapun, paling tidak ada secuil kebahagiaan dari orang terdekat.

Dan satu lagi yang pasti. Lihat bagaimana ingatan masa lalu yang buruk telah menghanyutkan diri sendiri di masa depan, sekarang. Masa lalu tidak dapat dilupakan, karena ketika ingin melupakannya tentu diingat dahulu. Maka setidaknya masa lalu yang buruk dapat dijadikan sebagai pelajaran berharga untuk sekarang dan seterusnya.

*** 

October 9, 2010

01/01/15

Aku tak tahu kalo suara bisa cabut aku dari kucing

Aku Tak Tahu

Aku bertemu seseorang
Seseorang yang menyebut dirinya Aku
Kutanya padanya,
“Apa nama panjangmu?”
“Aku tak tahu”
“Kamu tak tahu, ya?”
“Aku tak tahu”
“Aku tak tahu, ya?”
“Ya”

Aku Tak Tahu..
Ia bocah miskin bau pesing
Dengan liur di ujung bibirnya
Dan ingus keluar masuk

Aku Tak Tahu..
Seorang bocah nakal
Yang suka berlari
Dan sering mengumpat
Nama bapaknya
“Jol, Benjol, Benjol”

“Kuharap benjolnya pecah
Jadi nanah”
Katanya padaku geram

Aku Tak Tahu..
Anak lelaki ganteng rupa
Dari seorang buruk rupa
Bernama Panjol

“Bapakku gila”
“Kenapa?”
“Masak dimasukkannya pedangnya..”
“Ke?”
“PANTATKU”

Aku Tak Tahu..
Adalah korban dari
Nafsu bejat bapaknya
Yang mulutnya bau busuk

Dan..
Seseorang
Yang aku tak tahu namanya

***

Suara

Berkata tak ada yang mendengar
Mendengar tak ada yang berbicara

Suara tidak berguna
Hanya dipendam tak dikeluarkan

***

Cabut Aku

Cabut aku
Aku kering, aku layu
Aku lumpuh, hampir jatuh

Daunku tak sehijau dulu

Jangaaan!
Tak perlu kau siram
Cabut saja kubilang

Air tak akan mempan

***

Kucing

Kucing kecil merengek-rengek meminta ikanku
Siapa dia? Bukan urusanku
Kutendang mukanya biar tak ganggu
Eeh malah maju

***

February, 2011