Kenapa pikiran yang berkelana selalu menyusahkan rasa kantuk untuk memenuhi tuntutan tidurnya?
Karena ia tidak ingin diganggu selagi menunaikan kewajibannya, sebagaimana ia tidak akan mengganggu rasa lain untuk melaksanakan aktivitasnya. Kecuali bila ia merasa waktunya telah dikhianati, maka ia tidak akan segan-segan membalasnya dengan menaklukkan rasa lain itu menjadi miliknya, untuk memuaskan nafsu tidurnya berlipat ganda.
Intinya, bila sudah waktunya, tidurlah. Agar nanti kau tidak tidur berlebihan. Selayaknya utang, semakin ditunda semakin bertambah bunganya. Jangan sampai bunganya menjadi tidak terkendali, sama halnya dengan tidur lamamu. Kematianmu.
Ditulis pada sore hari setelah bangun dari tidur panjang akibat begadang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar