12/01/15

Climb higher and higher

Ga bisa tidur, posting sesuatu ah.

***

Langkah-langkah Hanging Belay Panjat:
  1. pasang dua anchor: anchor utama dan anchor backup. anchor utama lebih dekat dengan tebing. 
  2. beberapa runner sudah dipasang di tebing dan diselipin tali untuk panjat. 
  3. korban sudah berada di atas. 
  4. rescuer naik dan memasukkan tali yang sama di runner. jadi di runner terdapat dua lipatan tali yang sama. 
  5. runner terakhir disisakan sebagai tempat dipasangnya pulley. 
  6. setelah pulley dipasang, tali dilepas dari runner paling atas. rescuer turun menghampiri korban dengan menggunakan grigri (ingat letak grigri!). 
  7. ketika sudah dekat dengan korban, rescuer memasang dua konektor ke harness korban, lalu melepaskan simpul delapan dari korban. 
  8. rescuer naik ke atas dengan mengulur tali ke bawah yang tersambung di grigri agar naik, sehingga harness korban dapat dengan mudah dilepas dari runner. sekarang beban korban ada di rescuer. 
  9. akhirnya rescuer dapat membawa korban turun dengan menekan tuas grigri secara perlahan agar korban tidak tersentak. tuas tersebut sangat keras untuk ditekan, ibaratnya tekanlah sekan-akan hampir mau patah.

Langkah-langkah Rescue Panjat:
  1. pemanjat pertama melakukan artifisial vertikal, yaitu memasang beberapa runner untuk sampai di teras tebing.
  2. di awal pemanjatan, pemanjat kedua berperan sebagai belayer di bawah untuk pemanjat pertama
  3. seperti biasa, seorang yang akan melakukan lead, menggunakan simpul delapan untuk dimasukkan ke dalam lubang harness bagian depan (tanpa menggunakan carabiner apapun).
  4. seorang belayer menggunakan CDS + figure eight di harness-nya, fungsinya untuk mengulur tali.
  5. ketika sudah sampai di teras, pemanjat pertama memasang dua runner pertama untuk pengamannya sendiri, satu runner untuk dipasang pulley kecil, dan dua runner untuk pengaman pemanjat kedua (yang akan menyusul). 
  6. setelah itu pemanjat pertama yang sudah berada di atas menjadi belayer bagi pemanjat kedua yang berada di bawah. 
  7. pemanjat kedua yang sebelumnya berperan sebagai belayer kini menjadi seorang yang melakukan lead. 
  8. ia memasang simpul delapan dari tali panjat untuk langsung dimasukan ke harness-nya. 
  9. saat pemanjat kedua memanjat, tali yang sebelumnya diselipkan oleh pemanjat pertama ke dalam runner kini dilepas dari runner-runner tersebut. 
  10. sampai akhirnya pemanjat kedua tiba di teras tebing menyusul pemanjat pertama. 
  11. posisinya saat itu, pemanjat pertama sudah memakai dua pengaman yang telah ia buat sebelumnya agar aman menjadi belayer di atas sana. 
  12. kini pemanjat kedua juga harus memakai dua pengaman yang telah sediakan oleh pemanjat pertama untuknya. 
  13. dan gantian lagi, pemanjat kedua kini berperan sebagai belayer untuk pemanjat pertama, dan pemanjat pertama sebagai leader.
  14. begitu seterusnya.

***

Tulisan ini aku buat ketika selesai dikjut (pendidikan lanjut) divisi climbing pada pertengahan tahun 2014 kemarin. Niatnya supaya ga lupa dan bisa transfer ilmu dengan sodara2 lain yang belum pernah mempraktekkan sebelumnya. Tapi emang dasar daya ingat aku yang lemah dan sudah lama juga ga menerapkan materinya kembali, jadinya sewaktu proker (program kerja) panjat tanggal 14 November 2014 lalu, aku ngerasa benar2 goblok sebagai pemateri. Ini pula yang membuat praktek materinya (rescue) ditunda sampai keesokan harinya, yang ujung2nya juga dipraktekkan terlebih dulu oleh senior yang menyusul.

Pahitnya lagi, esok harinya saat dipraktekkan, terjadi kecelakaan, yang sumpah bikin aku shock setengah mampus. Dan itu terjadi karena anchor yang aku pasang buat mereka.

Untuk kalian yang merasakan dampaknya, mungkin secara pribadi aku belum minta maaf, malah aku saat itu masih terlalu enggan untuk minta maaf, karena aku ngerasa yakin anchor yang aku buat jadi tempat pengaman cukup kokoh dibandingkan anchor yang sebelumnya direkomendasikan padaku. Tapi jujur aku ga suka menjadi satu2nya yang disalahkan, meski aku sadar aku salah.

Oleh karena itu, sekarang, di sini, aku minta maaf yang sebesar2nya kepada kalian untuk kekacauan yang telah aku perbuat.

07/01/15

Old reviews

Ngubek2 isi laptop, ketemu lagi tulisan lama tentang film.

*** 
 
She's the Man (2006)
Starring:
Amanda Bynes
Channing Tatum 

Ulasan:
Film ini bercerita tentang Viola (Amandy Bynes), seorang gadis remaja yang sangat menyukai sepak bola. Kecintaannya pada sepak bola membuatnya ingin bertanding dengan tim lainnya. Tapi pelatih dari sekolahnya tidak mengizinkannya bertanding dikarenakan ia adalah seorang perempuan. Karena kesal, Viola memutuskan untuk masuk ke asrama laki-laki yang seharusnya ditempati oleh abangnya, Sebastian.

Namun Sebastian sama sekali tidak tertarik untuk masuk ke asrama tersebut dan malah memutuskan pergi ke London demi bandnya. Jadilah Viola menyamar sebagai Sebastian demi memenuhi keinginannya untuk mengikuti pertandingan sepak bola. Dan ternyata tim sepak bola dari asrama yang baru saja ditempatinya itu akan bertanding dengan tim sekolah lamanya.

Di asrama tersebut ia bertemu dengan Duke (Channing Tatum) yang menjadi teman sekamarnya. Setelah saling mengenal, Viola (fake Sebastian) mengetahui kalau ternyata Duke menyukai Olivia (Laura Ramsey), sang idola di asrama itu. Tapi yang terjadi malah cinta yang bertepuk sebelah tangan, Olivia sudah jatuh hati dengan Sebastian pada pandangan pertama. Maka timbullah kebencian oleh Duke terhadap Sebastian. Sebaliknya, semakin lama Viola sadar ternyata ia sangat menyukai Duke yang sudah memusuhinya.

Emang sih jalan ceritanya predictable, tapi film ini wajib ditonton bagi yang butuh hiburan terutama yang udah stres akut, karena kita bakal terus ketawa sepanjang cerita. Meskipun di ending sedikit sedih tapi dimasukin humornya juga. Komedinya menyenangkan ditambah dengan aktingnya Amanda Bynes yang lumayan, dan juga Channing Tatum, salah satu aktor favorit saya.

Eh, nyesel lho kalo dilewati film seperti ini. Meski terlalu biasa, setidaknya sangat sangat menghibur. Jangan berpikir film bagus itu cuma yang dibintangi oleh aktor/aktris kelas atas atau garapan sutradara ternama doang.

Lucu: ****
Tingkat keseriusan film: **

***

Green Street Hooligans (2005)
Starring:
Elijah Wood
Charlie Hunnam 

Ulasan:
Film ini bercerita tentang Matt (Elijah Wood), seorang lelaki yang baru saja dikeluarkan dari Harvard University karena dikira menggunakan obat terlarang yang sebenarnya dimiliki oleh teman sekamarnya. Tidak bisa melawan tuduhan atas dirinya itu, akhirnya Matt memutuskan untuk pindah ke London dan tinggal bersama keluarga kakak perempuannya. Lalu ia diperkenalkan dengan Pete (Charlie Hunnam) yang merupakan adik dari suami kakaknya yang bernama Steve.

Pete adalah ketua grup supporter sepak bola di wilayahnya yang memiliki musuh, yaitu grup seberang. Persaingan itu didasari oleh kefanatikan grup Pete pada klub sepak bola West Ham United dengan grup seberang yang sangat membanggakan klub sepak bola Millwall. Pertemanannya dengan Pete membuat hidup Matt berubah menjadi lebih berani dalam menghadapi persoalan maupun tantangan. Di sana ia menemukan arti sahabat yang sebenarnya. Hingga pada suatu saat terjadi perkelahian yang sangat memilukan dan sampai merenggut nyawa di antara mereka.

Yah, terharu sekali menonton filmnya. Ceritanya sama sekali nggak ada unsur percintaan antara lelaki dan perempuan, tapi lebih menyudutkan persahabatan. Sebenarnya saya kurang tertarik kalo nggak ada cinta-cintaannya ntu, tapi ternyata saya sangat menyukai filmnya.

Alasan saya beli dvd film ini karna ngeliat ada Elijah Wood-nya :D. Hmm film low budget yang bagus dan meninggalkan sesuatu di pikiran saya. Mungkin nggak sedikit juga yang bilang kalau film Green Street Hooligans ini membosankan, tapi itu nggak berlaku sama sekali buat saya. Oya saya juga suka soundtrack-nya, One Blood, by Terence Jay.

Mantap: ****
Tingkat keseriusan film: ****

*** 

January 28, 2010

06/01/15

Brenton Thwaites (alay!)

Aktor bernama lengkap Brenton Thwaites ini dilahirkan pada tanggal 10 Agustus 1989 tepatnya di Cairns, Queensland, Australia.

Ia sudah membintangi beberapa film layar lebar, di antaranya Oculus, Maleficent, The Giver, dan baru-baru saja pada 2014 lalu ditemani oleh aktor asal Skotland Ewan McGregor berperan sebagai anak berusia 19 tahun yang menjadi buronan dalam film Son of a Gun.

Kabarnya pada tahun 2016 mendatang, kita dapat melihatnya berakting sebagai pemeran utama di film Gods of Egypt bersama dengan Gerard Butler. Ia juga telah dikonfirmasi akan memerankan tokoh Henry di sekuel film terbaru Pirates of Caribbean yang akan dirilis pada tahun 2017, Dead Men Tell No Tales.

Ternyata Hugh Jackman dan almarhum Heath Ledger yang juga berasal dari Australia sama sepertinya adalah beberapa aktor yang menginspirasinya.

Brenton mengawali karirnya sebagai aktor di dunia pertelevisian, bermula dari serial televisi Australia berjudul SLIDE memegang peran pembantu.

Saya sendiri sudah mengenalinya sejak ia bermain di film televisi Blue Lagoon: The Awakening. Saat itu di usianya yang masih 22 tahun, ia terlihat lebih berotot dari sekarang. Selanjutnya saya menonton film Maleficent, namun tidak sadar kalau ia yang memainkan Prince Phillip yang hanya nongol sebentar saja.

Lalu film The Giver rilis, dan menyaksikan dengan seksama wajah manisnya yang agak familiar itu membuat saya kepo di internet. And yap, that’s him! 

Mencari rekomendasi film 2014 yang bagus, saya mendapatkan Son of a Gun sebagai salah satu dari list yang ada. Tak perlu mengecek lagi sebenarnya, saya sudah yakin ia adalah aktor utamanya. Tapi emang dasar saya yang norak dan sudah terlanjur terotak dengan paras manisnya itu, saya pun meng-googled-nya kembali. Oh my dear. FYI, Itulah yang memotivasi saya menulis profil tentangnya di sini. *(-_-)*

Namun kemunculannya di film The Giver lah yang berhasil menambah popularitasnya. Film yang diadaptasi dari novel ini berlatar kehidupan umat manusia yang begitu teratur dan tertata rapi, namun dibalik itu semua terkuak rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu, yang disebut The Giver. Sudah bisa ditebak, ia terpilih menjadi The Giver itu.

Sebenarnya tidak sedikit film yang memiliki tema sejenis seperti film ini, semacam The Hunger Games, Divergent, The Maze Runner yang juga berdasarkan novel, dan oleh karenanya cukup sering dibandingkan. Tapi saya akui film ini cukup menghibur, terutama bagi penikmat romance dipadu science fiction.

Di situ pula ia disandingkan dengan aktris muda cantik asal Israel, Odeya Rush, yang juga sedang naik daunnya.


Di film ke-5 franchise Pirates, ia akan memerankan sosok prajurit Inggris yang akan berada di sisi Jack Sparrow. Film ini sendiri disutradarai oleh duet Joachim Rønning dan Espen Sandberg. Mereka dikenal lewat karya film terakhirnya, Kon-Tiki, yang telah menuai banyak penghargaan dan nominasi, termasuk Oscar untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik 2013.

Dengan talenta yang sudah dibuktikannya di film-film itu, bukan tidak mungkin bila nantinya Brenton akan terus berkembang menjadi aktor besar, sama seperti aktor-aktor yang dikaguminya itu, bahkan bisa saja melampaui mereka. Who knows? Kita doakan yang terbaik buat lelaki yang sepertinya juga memiliki hobi bermain gitar dan surfing ini, ya! *sotoy*


P.S. Dia sedikit banyak ngingetin saya sama Gaspard Ulliel dan Luke Pasqualino (yang jadi Freddie McClair di serial Skins series 3 & 4).


YUK!:
Instagram: brontella121
Twitter: brentonthwaites
http://www.elle.com/news/culture/hot-guy-cold-drink-brenton-thwaites 
http://www.interviewmagazine.com/film/discovery-brenton-thwaites/#_  
http://www.dallasnews.com/entertainment/movies/headlines/20140811-qa-with-brenton-thwaites-star-of-the-giver.ece 
http://www.shineon-media.com/2014/06/18/39-reasons-why-brenton-thwaites-is-your-new-summer-crush/

04/01/15

Jarak di antara kita

Judul: The Space Between Us
Penulis: Thrity Umrigar
Alih Bahasa: Femmy Syahrani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Pertama, Desember 2007
Tebal: 432 hlm. 

***

Hingga detik ini, sistem pembagian kasta masih dapat ditemukan. Terutama di India, khususnya pada pemeluk agama Hindu. Kasta ialah pembedaan manusia oleh manusia itu sendiri, dimana sedari lahir telah ditentukan apakah akan ‘beruntung atau sial’, atas-bawah. Tentu sesuatu yang menguntungkan bagi segelintir umat (brahmana, ksatria), tapi juga pasti membuat masyarakat golongan bawah (waisya, sudra) dirugikan. Kesenjangan sosial seperti ini sering menjadikan orang-orang tidak memanusiakan manusia dan terbatasnya kesempatan terhadap kaum yang disudutkan. Walau tentu akan sulit sekali menghapusnya, karena memang tidak memungkinkan.

Bhima dengan segala ketidakberdayaannya menghadapi begitu banyak liku-liku kejamnya kehidupan. Di saat Bhima sudah mengorbankan seluruh tenaga demi cucunya, Maya, datang pula bencana yang tidak diinginkan bahkan belum pernah terpikirkan olehnya sekalipun. Di saat terdapat sebuah harapan kepada Maya, tiba-tiba saja muncul permasalahan yang segera melenyapkan harapan tersebut.
 
Dia tidak sendiri. Ada Sera, wanita penyabar yang telah lama dikenalnya.

Bhima dan Sera. Perbedaan yang jelas di antara mereka ialah Sera perempuan Parsi terpelajar, terhormat, dan kaya, sedangkan Bhima hanyalah wanita miskin yang tak berpendidikan, pekerja keras, dan juga pelayan setia keluarga Sera. Namun mereka mempunyai kesamaan nasib yang tak kasatmata, sehingga tali persahabatan terjalin dengan sendirinya. Seperti orang bijak pernah bilang, “persahabatan tumbuh sampai salah satu mengatakan, 'aku juga'.”

Mereka sama-sama wanita tertindas, sengsara, terpuruk dalam masa lalu, dan memikul beratnya luka. Tapi dalam banyak hal, Bhima tidak seberuntung Sera.

Terlepas dari semua kenyataan, tetap saja jarak itu hadir. Tak bisa dipungkiri seberapa saling membutuhkan dan menyayanginya mereka, seberapa nyamannya Sera saat Bhima datang menghiburnya, sebanyak apapun bantuan dari Sera, dan meski sedalam lautan kasih Bhima kepada Sera dan Dinaz, putri Sera, jarak akan selalu ada. Majikan dan pelayan.

Hingga pada akhir novel ini. Adalah umpan termahal yang pernah disajikan sebuah cerita. Sebuah perenungan sederhana namun bermakna, begitu nyata tak terkendali.

***

Bhima adalah seorang wanita tua yang tinggal bersama Maya, cucunya, sejak dia masih kanak-kanak karena Maya telah ditinggal mati kedua orangtuanya. Setiap pagi Bhima harus meninggalkan gubuknya untuk pergi bekerja sebagai pembantu rumah tangga di kediaman Sera Dubash.

Pekerjaan sebagai pelayan sudah ia lakoni sedari remaja, tetapi pada keluarga Dubash lah ia paling lama bekerja. Mungkin itu karena  perlakuan Sera yang baik terhadapnya. Salah satu kebaikan Sera yang sangat membuat Bhima bersyukur adalah Sera mau menyekolahkan Maya sampai ke jenjang kuliah. Karena paling tidak itu bisa menjadi alasannya untuk tetap hidup.

Sampai pada suatu hari, impiannya hancur begitu saja karena Maya…

*** 

Thrity Umrigar adalah seorang penulis andal yang sangat lihai merangkai kata-kata. Hebatnya, semua itu tidak terasa sebagai sesuatu yang berlebihan. Justru sesuai pada porsinya masing-masing, tidak bertele-tele. Serta alur maju-mundur novel ini mengalir dengan sangat cermat dan teratur, dan terlebih lagi, klimaks yang sangat mengguncang.

Walaupun penulis yang satu ini tidak lagi menetap di India, tetap saja dia mampu menghidupkan kisah ini dengan dibalut unsur kebudayaan dan tradisi rakyat India yang kental, meski terkadang konyol dan memuakkan. Tidak lupa pada konflik yang banyak dituturkan novel ini, ialah seringnya timbul kebencian-kebencian terhadap agama seberang, misalnya Hindu pada Muslim dan sebaliknya. Dikatakan dalam cerita ini kalau ada pihak dari dalam sendiri yang menyebabkannya alias mengadudomba, mungkin. Dan entah sampai kapan konflik perbedaan antar-agama bisa dihilangkan. Padahal sudah banyak menelan korban.

Novel ini secara terselubung menyampaikan bahwa betapa pentingnya bagi siapa saja untuk mengecap bangku pendidikan, yang bisa dibilang dianggap remeh oleh mereka yang tidak mampu, atau memang tidak memiliki biaya sama sekali. Karena guna pengetahuan bukan hanya jalan mencapai tujuan tetapi juga sebagai benteng menghindari diri dari jurang kelicikan, kecurangan, kesesatan, serta kebodohan lainnya. 

The Space Between Us mempunyai nilai kekuatan lebih, sehingga kelemahannya dapat dengan mudah termaafkan. Sebagai contoh ialah pada para tokohnya yang sering terlihat tak berdaya ketika menerima ketidakadilan. Berat melawan memang, tapi seharusnya itu tidak boleh terjadi terus-menerus, karena sabar memiliki batasan. Meskipun begitu, seperti yang saya katakan tadi, kekurangan ini telah ditenggelamkan oleh perjuangan-perjuangan karakternya dalam hal yang lebih baik, yaitu berjuang demi orang lain. Tidak hanya untuk diri sendiri. Tetapi juga untuk dia-mereka-siapapun, yang pernah bersama kita melewatkan hari-hari di saat suka maupun duka.

Lewat kisah mereka, kita bisa menyimpulkan bahwa keakraban dapat terjalin tanpa syarat di antara dua kelas, menembus dinding tebal bernama kasta. Kita juga disadari bahwa dalam kesedihan separah apapun, paling tidak ada secuil kebahagiaan dari orang terdekat.

Dan satu lagi yang pasti. Lihat bagaimana ingatan masa lalu yang buruk telah menghanyutkan diri sendiri di masa depan, sekarang. Masa lalu tidak dapat dilupakan, karena ketika ingin melupakannya tentu diingat dahulu. Maka setidaknya masa lalu yang buruk dapat dijadikan sebagai pelajaran berharga untuk sekarang dan seterusnya.

*** 

October 9, 2010