25/06/15

Lemah

Terkadang di setiap kelemahan yang kita miliki, sebagian kita tidak ingin orang lain tahu sama sekali dan sebagian lagi kita ingin agar orang lain tahu. Tidak ingin ada yang tahu karena takut kelemahan yang kita punya itu akan dijadikan senjata untuk memojokkan kita dalam hal tertentu, dan membiarkan kelemahan kita itu diketahui karena adanya kebutuhan akan rasa simpati dari orang lain.

23/06/15

Tubuh Sehat, Hidup Mantap

Banyak orang kesal dengan ukuran tubuhnya yang katanya “kegedean”, bahkan tak jarang dengan ukuran yang bila dilihat orang lain sudah idealpun masih sering terdengar keluhan dari si empunya tubuh. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah dengan pedulinya mereka terhadap ukuran tubuhnya berarti mereka juga memperhatikan kesehatan tubuhnya itu? Tidak selalu.

Orang-orang terlalu terlena untuk menurunkan berat badan sebanyak mungkin dengan waktu sesingkat mungkin. Mungkin ini perihal “kalo bisa turun cepat kenapa harus nyobain yang lama?” Ya, bisa saja berat badan mereka turun seketika. Namun sama dengan hal-hal lainnya di kehidupan ini, sesuatu yang didapat dengan instan akan berlangsung dan berakhir dengan instan pula. Apalagi ditambah dengan kerugian yang akan diterima tubuh itu sendiri seiring dengan berjalannya waktu, dan pada akhirnya akan mengganggu seseorang dalam beraktivitas.

Oleh karena itu, pada tajuk “TIKUS (Tips Khusus untuk Semua)” kali ini, kami akan memaparkan kepada para pembaca tentang hal-hal apa saja yang bisa dilakukan agar memiliki tubuh yang sehat. Let’s check this out then:

22/06/15

Cerita The Edge (1997)

Malam mungkin adalah waktu yang paling menyenangkan untuk berada di sekre. Hawa sejuk angin malam, suasana kampus yang tidak begitu ramai, wi-fi yang kencang meski jarang terjangkau di sekre, kadang ditemani lagu-lagu yang diputar melalui speaker dengan volume yang kebangetan, atau nyanyian dengan iringan gitar oleh para penghuni sekre. Dan satu lagi yang tak pernah habis, adalah obrolan-obrolan tentang apa saja yang bahkan sering diulang-ulang, yang bosan tak bosan tetap saja diperdengarkan dan diperbincangkan. Obrolan yang tak pernah habis itu termasuk obrolan mengenai film.

Mas Suwung, seorang anggota luar biasa Majestic-55, tiba-tiba membicarakan tentang sebuah film yang dianggapnya bagus, yang bertemakan survival. Dengan gayanya yang khas, terbata-bata ia mengatakan, “Anak GH (re: gunung hutan) wajib nonton film ini.” Sebenarnya saya tidak terlalu ingin tahu tentang filmnya, tapi besok-besoknya ia masih saja menceritakan tentang kekagumannya terhadap film tersebut. Saya pun coba mengetikkan “The Edge” di google. Di sebelah saya Mas Suwung melongokan kepalanya ke arah laptop, ia terlihat bersemangat. Ia pun bertanya, “Ada po filmnya di internet? Bisa didownload po? Film lama banget itu.” Sambil menahan ketawa saya membalas, “Mas, mas, di internet film setua apapun ada, yang penting koneksinya aja nih.” Ia pun puas saat saya berhasil mendapatkan download link film tersebut di torrent. Baru saya ketahui ia menontonnya pertama dan terakhir kali pada 2011 lalu.

Akhirnya dua hari kemudian filmnya selesai diunduh. Tidak, saya tidak segila itu menunggu dua hari hanya untuk mengunduh sebuah film. Tentu saja saya meng-resume-nya saat mengaktifkan laptop dan kebetulan ada koneksi. Ketika mas Suwung ada di sekre, saya segera melapor padanya. Tak sabar, ia meminta untuk menonton saat itu juga. Dan kami pun mulai menonton film tersebut, yang sampai ceritanya berakhir masih dengan setia ditemani oleh Kaka Sarno.

Jadi begini ceritanya saudara-saudara,

mer-ba-bu: Merekah Bersama "Gunung Ibu"

“Salam rimba!”, begitulah salam yang cukup sering terucap oleh kalangan pecinta alam. Singkat cerita, asal mula lahirnya organisasi pecinta alam di Indonesia adalah karena adanya beberapa pemuda pemudi yang senang berkegiatan di alam, terutama gunung, yang kemudian membentuk sebuah organisasi MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam). Kata “MAPALA” ini sebenarnya dicetus oleh mahasiswa-mahasiswa UI yang hingga sekarang menjadi singkatan umum bagi organisasi pecinta alam baik di tingkat universitas, fakultas, maupun jurusan. Hingga sekarang kegiatan para pecinta alam ini semakin berkembang, tidak hanya naik gunung, tetapi juga panjat tebing, turun goa, arung jeram, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kegiatan naik gunung (re: divisi gunung-hutan) merupakan awal dan trigger dalam perkembangan organisasi pecinta alam di Indonesia.

Salam rimba! saya ucapkan kepada saudara sekalian di manapun anda berada. Di sini saya ingin bercerita tentang kegiatan yang baru beberapa bulan lalu dilaksanakan. Kegiatan ini merupakan proker (program kerja) pertama divisi gunung-hutan dan saya kebetulan selaku koordinator divisinya. Dalam proker ini rencananya kami sekalian melakukan survey Diksar XXIX di samping memenuhi materi yang ingin dicapai. Dimulai dari rapat mingguan Majestic-55 yang salah satu agendanya adalah proker mendatang, maka sesuai dengan proposal yang sudah dirancang, kegiatan gunung-hutan pertama ini akan dilakukan di gunung Merbabu pada tanggal 27 - 28 September 2014. Di situ seperti biasa pengurus membentuk kepanitiaan kecil, membuat list peralatan yang masih kurang, menyusun jadwal rinci, dan membicarakan teknis di lapangannya.

Sesudah mempersiapkan segala alat-alat dan logistik yang diperlukan selama kurang lebih seminggu dan packing di carrier, siaplah kami para pengurus untuk berangkat. Sebelumnya briefing dulu untuk di perjalanan, lalu berdoa bersama demi kelancaran kegiatan, dan sudah menjadi tradisi bagi kami anggota Majestic-55 untuk menyanyikan hymne Majestic-55. Berlanjut dengan pamit serta bersalaman dengan mas-mas dan mbak-mbak yang berada di sekre. And we’re good to go!